Road To Majalengka
(UPK Sindang) Part. 2
Setelah memastikan arah mana yang akan ditempuh,
akhirnya kami berdua sepakat untuk mengambil arah menuju terminal Bus terdekat meski beberapa kali dirayu oleh taksi bandara
yang bersedia mengantar sampai kemana saja asal harganya cocok, namun aku dan yusri tetep kekeh untuk naik bus dan
ternyata keputusan ini salah.
Bukan pilihan transportasinya yang
salah melainkan pilihan Terminalnya yang keliru, ini baru ku ketahui setelah
mengobrol dengan supir taksi yang mengantar kami keterminal. Menurut pak supir
diterminal Leuwi Panjang tidak ada bus yang jurusan ke Majalengka, disana yang
ada Bus jurusan cianjur, bogor dan Jakarta,
sementara kalau untuk jurusan majalengka sampai arah Jawa tengah Terminal
Busnya adalah Cicaheum. Kemudian pak sopir beberapa kali menanyakan apakah akan
dilanjutkan keterminal Leuwi Panjang atau balik arah ke terminal Cicaheum sembari
mencari tempat ngetem mobil buhe jurusan majalengka.
Kulihat waktu masih menunjukan
jam 12.30 wib, namun buhe yang dicari tidak terlihat ditempat biasa ngetem,
sehingga kamipun memutuskan untuk ke Terminal Cicaheum karena jaraknya cukup
jauh selain itu ongkosnya lebih mahal 2
kali lipat, sesampainya didepan terminal sudah ada bus yang akan berangkat
menuju majalengka, maka pak sopir taksi
dengan sigap memberi kode agar bus behenti.
Satu hal yang membuatku nyaman
naik bus adalah ketika duduk dibangku
disebelahnya ada penumpang cewek yang manis, begitulah yang kurasakan saat itu.
Artinya perjalanan panjang dari Bandung
menuju Majalengka yang diperkirakan memakan waktu 3 jam (kata mbah google map) bakalan
terasa sebentar (maklumlah ada cewek disebelahnya sich,, hehe). Setelah bus
berjalan sejenak ku terdiam sembari berpikir kira-kira percakapan apa yang pas
untuk membuka obrolan dengan gadis disebelah, selang beberapa waktu akhirnya
kucoba bertanya kemana tujunannya sebagai basa basi saja, eh ternyata anaknya
sopan banget dengan senyumnya yang manis dia menjawab “mau pulang ke Sumedang mas”. Setelah itu obrolan ringanpun mengalir
seputar kegiatannya dibandung yang ternyata masih kuliah sampai ngobrolin
tentang macet dan lain sebagainya, sampai tidak terasa ternyata sudah 3 jam
perjalanan akan tetapi bus belum nyampe juga ke Majalengka.
Karena asyik ngobrol sampai lupa
kalau dari tadi pagi perutku belum terisi apapun selain secangkir kopi dibandara Pekanbaru, rasa melilit
diperut mulai melanda terkadang ku ingin membeli makanan yang dijajakan oleh
pedagang yang sesekali naik keatas bus, namun karena kebanyakan yang ditawarkan
adalah makanan yang asing bagiku sehingga ku urungkan niatku untuk membelinya,
takut nanti tidak cocok diperut malah bisa berabeh. Barulah pada saat ada penjual
tahu sumedang menawarkan, aku ikutan membeli seperti penumpang lainnya, dan
ternyata benar aja rasanya agak kurang pas diperutku. Bukannya rasa laparku
hilang malah makin melilit, alhasil aku harus menunggu sampai bus berhenti sejenak
untuk memberi kesempatan kepada penumpang untuk ke toilet, kulihat yusri
membeli roti dan air minum mineral untuk mengganjal perut sementara sampai
menjelang makan sore (karena kulihat waktu sudah menunjukan jam 15.30 wib).
Selama perjalanan dari Bandung
menuju Majalengka tak terhitung berapa
kali menghubungi kang Ima (izzy frizzy pratama) dan bang Nurmat Jou (programmer
Aplikasi dari gorontalo yang sedang melatih di Majalengka) untuk memastikan
posisi kami berada. Setelah lebih dari 5 jam perjalanan akhirnya sampai juga di
Majalengka tepatnya di Perempatan Raja Galuh, sembari menunggu jemputan dari
kang Ima dating, kami melihat ada kedai nasi didekat perempatan
dan tanpa malu langsung saja kami memesan makanan yang kelihatannya sangat menggoda dengan porsi
jumbo(maklumlah sudah kelewat lapar). Namun sungguh diluar dugaan makanan yang terlihat
begitu menggoda ternyata……. (bersambung)